DSantri.ID, Jambi - Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Sobat DSantri, kali ini di momen hari Kartini, kita membahas 10 orang perempuan hebat dan sosok Kartini masa kini yang berasal dari Provinsi Jambi. Siapa saja mereka berikut ulasannya.
1. Elfira Rosa Nasution (Sang Inspirator Olahraga Jambi-Perenang Dunia).
Elfira Rosa Nasution, beliau lahir 1 Maret 1970 adalah seorang perenang Indonesia. Ia dilatih sendiri oleh ayahnya Radja Mursinal Nasution yang juga merupakan pelatih nasional renang Indonesia dan Jambi. Sejak kecil Elfira kerap menjuarai berbagai kejuaan renang di tingkat nasional.
Sehingga ia berkali-kali dipercaya memperkuat Team Nasional Indonesia dalam kejuaraan renang di Sea Games maupun Asian Games. Tidak sedikit prestasi dan medali yang telah diperolehnya dari kejuaraan-kejuaraan tersebut
Jejaknya kemudian diikuti oleh adik-adiknya Maya Masita Nasution, Elsa Manora Nasution, Kevin Rose Nasution, dan Muhammad Akbar Nasution. Diketahui pendidikan Elfira sendiri saat sekolah dasar di SD Harapan, Medan (1982), kemudian SMP Xaverius, Jambi, dan Pendidikan renang di Klub Prim di Medan (1976-1982), serta Klub Cypres Aquatic, Los Angeles, AS, 1982.
Dalam PON XI, Jakarta, 1985, Efi merebut delapan medali emas dan dua medali perak, dengan catatan memperbaiki delapan rekor PON dan lima rekor nasional.
Semenjak berhenti menjadi atlet dan bergerak di belakang layar sebagai pelatih dan pemilik klub renang Elfira Swima Gemilang (ESG), Evi nama panggilan akrabnya sekarang hijrah ke Amerika Serikat bersama suaminya yang juga mantan atlet renang Indonesia Gerald HP Item beserta 2 anak mereka, yaitu Nigel dan Nicole.
Tidak hanya sibuk melatih calon-calon atlet Amerika, Evi juga melatih atlet-atlet renang Indonesia yang dikirim berlatih di Amerika. Ia pun rutin pulang ke Indonesia, sekalian menengok klub renangnya yang semakin mapan.
2. Hj Ratu Munawaroh (Insipator Promosi Budaya Jambi-Tengkuluk)
Wanita kelahiran 30 Agustus 1977 ini pernah menjadi anggota DPR-RI fraksi Partai Amanat Nasional daerah pemilihan Jambi pada 2009–2010. Ratu, merupakan istri dari almarhum Zulkifli Nurdin, Gubernur Jambi periode 1999–2004 dan 2005–2010.
Dalam perjalanan hidupnya, Ratu pernah menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jambi selama almarhum suaminya menjabat sebagai Gubernur Jambi dua periode.
Sosok Ratu Munawaroh populer di Jambi, karena semasa almarhum suami menjabat, kerap turun ke lapangan. Saat menjadi istri Zulkifli Nurdin, ia menjabat sebagai Ketua Dekranasda Jambi.
Sosok perempuan itu pun lantas terkenal di mata publik Jambi. Saat itu, dia gencar mempromosikan budaya dan wisata Jambi. Salah satunya tengkuluk, penutup kepala khas perempuan Jambi.
Kala itu Ratu Munawaroh juga kerap mendampingi suaminya saat kunjungan kerja di daerah. Namanya sudah sangat dikenal publik, karena pernah menjadi Anggota DPRI Dapil Jambi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) pada periode 2009-2014.
3. Dra Hj. Rosmaini MS, M.Pd.I (Inspirator Pendidikan Islam Jambi-Pendiri Diniyyah Al Azhar Jambi)
Merupakan tokoh perempuan muslim asal Jambi yang menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan Islam di Provinsi Jambi. Beliau merupakan Kartini masa kini yang sukses mendirikan lembaga pendidikan Islam dan terpadu di Provinsi Jambi. Yaitu Diniyyah Al-Azhar Jambi, Tebo dan Bungo.
Atas jasa beliau, pendidikan Islam di Provinsi Jambi semakin berkembang dan semakin masif. Beliau pula orang pertama yang menggagas pendidikan SDIT pertama di Provinsi Jambi tahun 1999.
Sejak duduk di sekolah Diniyah putri kota padang panjang tahun 1972, Hj Rosmaini sudah berhasrat besar ingin memajukan daerah kelahirannya lewat pendidikan.
Pada tahun 1973 saat masih berstatus mahasiswi, Hj Rosmaini di tunjuk menjadi ketua senat yang di rekrut oleh pengurus perguruan Diniyah kota padang.
Ketika lulus pendidikan, Hj Rosmaini di minta oleh orang tuanya untuk pulang, namun permintaan itu tidak di hiraukan, dia memilih untuk tetap tinggal di asrama menjalankan kegiatan perguruan di sana. Sehingga untuk kebutuhan harian Hj Rosmaini terus berhutang di kantin perguruannya
Kisahnya dimulai dari 44 tahun silam. Ia membangun dari nol sekolah yang saat ini bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren Diniyyah (YPPD) Al Azhar Jambi. Mulanya Hj. Rosmaini mendirikan Taman Pengajaran Al Quran (TPA). Dengan niat yang bulat, ia pun bercita-cita kelak akan mendirikan pondok pesantren.
Hj Rosmaini memulai TPA dari rumah pinjaman H. Ramli Umar. Dengan sabar ia mengajar murid-murid yang berasal dari kampus sekitar. Hal itu dilakukannya hari-demi hari, sambil menjali kewajiban sebagai seorang pendakwah yang berkeliling ke daerah.
Perlahan upayanya mulai membuahkan hasil. Pada 1980, Umi Hj. Rosmaini berkesempatan untuk membuka cabang di Jambi. Semula hanya TK Al Azhar Jambi. Tonggaknya pada 1999, mulai mendirikan SDIT Al Azhar Jambi.
Pada 1982, Umi Hj. Rosmaini mendapatkan kesempatan untuk menggarap lokasi baru untuk pesantren. Kali ini ia pun turun langsung untuk mengerjakannya. Awalnya masih bernama Pondok Pesantren Diniyyah Putri Muara Bungo. namun seiring berjalan waktu kata “Putri” dihilangkan karena pesantren menerima juga santri putra.
Pada fase berikutnya, Umi Hj. Rosmaini kemudian mendirikan SMPIT pada 2004, SMAIT Jambi pada 2009, serta PAUD pada 2010.
Kini dengan total pegawai hampir 500 orang dan peserta didik lebih dari 3000, Diniyyah Al Azhar terus melakukan transformasi menjadi lembaga pendidikan modern, profesional dan berdaya saing. Dengan berbasiskan teknologi, Diniyyah Al Azhar kini bertekad untuk menjadi institusi pendidikan berkelas dunia.
Berkat ikhtiar dari Umi Hj. Rosmaini, Indonesia Star Award Association bekerjasama dengan National Award Media menggelar acara Best of Indonesia Awards Business and Company 2021, Jakarta (23/01/2021). Mereka memberikan penghargaan kepada Umi Hj. Rosmaini karena kegigihannya menyebarkan dakwah Islam lewat pendidikan.
Sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak bangsa sebagai bentuk apresiasi atas prestasi kreatif dan Inovatif di berbagai bidang kehidupan, agar dapat memotivasi pribadi dan lembaga untuk berinovasi lebih baik lagi, serta membangun jiwa kompetitif yang sehat guna berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia dan membangun keunggulan Bangsa dan Negara.
Apresiasi tersebut memang sangat pantas diberikan kepada wanita tangguh yang mulai merintis pendirian Perguruan Diniyyah Al-Azhar dari Hutan belantara menjadi kampus islami nan elok dilengkapi dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana.
Di usia 70 tahun, beliau dan masih tetap eksis terus mengabdikan diri di Jalan Allah untuk mengembangkan pendidikan islam. Kedepan harapan beliau untuk dapat mewujudkan berdirinya Diniyyah Al-Azhar di setiap Kabupaten yang ada di Provinsi Jambi demi memaksimalkan pendidikan generasi muslim serta berdirinya Universitas Islam dan Rumah Sakit Islam, Ungkap beliau saat sambutan pada momen wisuda Tahfidz Yang digelar di Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Muara Bungo beberapa waktu yang lalu.
Hal ini pula dilanjutkan oleh putra-putra beliau, yang saat ini mengembangkan pendidikan Islam di Provinsi Jambi, yaitu Ustadz H Moch Hafizh El-Yusufi, MM, merupakan Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar, kemudian H Zulfadhli El-Yusufi, Lc MPd, Wakil Pimpinan Diniyyah Al-Azhar, dan H Abdul Muhaimin, B.Sy.E, ME merupakan Ketua STKIP AD Jambi.
Ketiganya akan melanjutkan perjuangan dari sang ibunda, sang inspirator pendidikan Islam di Jambi dengan mengembangkan lembaga pendidikan dan melanjutkan cita-cita pendirian Universitas Islam Al Azhar di Jambi serta Rumah Sakit.
4. Dr dr Hj Nadiyah Maulana, SPoG (Rektor Perempuan Pertama di Jambi)
Dr dr Hj Nadiyah SPoG, dikenal sebagai ahli kandungan yang menghabiskan waktunya melayani pasien membantu ibu – ibu melahirkan.
Namun siapa sangka, dokter kandungan itu menjadi seorang Rektor wanita pertama di Provinsi Jambi. Tepatnya ia menjadi Rektor dari Institut Agama Islam Muhammad Azim (IAIMA) Jambi.
Kiprah Istri Wakil Walikota Jambi dokter Maulana ini dibidang pendidikan tidak perlu diragukan. Buktinya wanita yang lahir 22 Agustus 1976 ini dari tahun 2010 pernah menjadi Direktur Akademi Kebidanan Jakarta Mitra Sejahtera, lalu menjadi ketua Perguruan Tinggi Ahsanta.
Bahkan sebagai Doktor Manajemen Pendidikan Pakuan Bogor 2018 ini sudah berprofesi sebagai pengajar sejak kuliah di kampus Brawijaya Malang, sebagai asisten Dosen. Lalu menjadi dosen profesional dengan memiliki NIDN sejak 2010 yang lalu.
Diketahui pula Nadiyah lulus menjadi seorang dokter dengan predikat cum laude pada 2000 menjadi pengajar di almamaternya sejak 2000 – 2004 sebagai dosen.
Motivasinya ingin jadi rektor yaitu ingin memberi lebih pada masyarakat. “Saya ingin memberi lagi kepada masyarakat dan membuat IAIMA tempat yang nyaman bagi mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan, dan stakeholder lainnya,” ungkapnya.
5. Nyai Hj RA Siti Bakhriyah (Pendiri PP Nurul Iman Sebapo)
Merupakan sosok wanita yang menjadi inspirasi bagi perempuan di Muarojambi dan Provinsi Jambi. Bersama sang suami, merintis Pondok Pesantren Nurul Iman Sebapo.
Pesantren ini dirintis sejak tahun 1995 oleh Kiai Haji Shochieb dan Nyai Hj. Raden Ayu Siti Bakhriyah. Secara geografis dan administratif pemerintahan, Pondok Pesantren Nurul Iman terletak di Jalan Tempino KM 17 & 18 Desa Muaro Sebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Awalnya, pada tahun 1994, pondok pesantren ini hanya berupa kelompok pengajian yang dirintis dan dikelola oleh Bapak Kiai Shochieb bersama Nyai Hj. Siti Bakhriyah. Lama-kelamaan, pengajian tersebut menjadi pesantren yang memiliki santri tak hanya dari masyarakat sekitar, namun juga meluas hingga luar wilayah seperti Penerokan, Sungai Bahar, Batang Hari, Tanjung Jabung, Bangko, Musi Banyuasin, sampai Riau, dan lain-lain.
Seiring perkembangan waktu, berkat rahmat dan karunia Allah SWT, jumlah santri Pontren Nurul Iman mengalami perkembangan pesat. Melihat dinamika perkembangan pesantren dan kebutuhan masyarakat, kini telah dikembangkan beberapa lembaga pendidikan seperti Madrasatul Khuffadz, Madrasah Salafiyah I, II, III, dan IV, serta Majelis Taklim.
6. Hj Masnah Busro (Bupati perempuan Pertama di Provinsi Jambi)
Hj. Masnah Busro, S.E., M.Tr.IP. (lahir 15 Juni 1977) adalah Bupati Muaro Jambi periode 2017-2022. Ia merupakan bupati wanita pertama di Kabupaten Muaro Jambi dan juga se-Provinsi Jambi.
Masyarakat Kabupaten Muarojambi menorehkan sejarah baru mempercayakan dan memilih seorang perempuan untuk menjabat Bupati Muarojambi Periode 2017-2022. Adalah Bupati Muarojambi Hj Masnah Busro SE yang dilantik Gubernur Jambi H Zumi Zola Zulkifli atas nama Menteri Dalam Negeri (Mendagri), di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Senin 22 Mei 2017.
Hj Masnah Busro mencatat sejarah perpolitikan di Provinsi Jambi. Dia satu-satunya kepala daerah (Bupati) perempuan hasil Pilkada serantak, Rabu 15 Februari 2017 lalu. Di usia ke 60 tahun Provinsi Jambi (6 Januari 1957 - 6 Januari 2017), kali pertama Bupati muncul dari kaum hawa.
Di Kabupaten Muaro Jambi, nama Masnah Busro tidak asing di telinga masyarakat. Sebab, ibu tiga anak ini pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada 2009 tapi tidak terpilih.
Pada 2014 Masnah kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Masnah terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi Dapil Muaro Jambi-Batanghari periode 2014-2019. Dua tahun menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi, Masnah kembali mencalonkan diri menjadi calon Bupati Muarojambi berpasangan dengan Bambang Bayu Suseno. Namun akhirnya kandidat ini diusung Partai PAN dan PKB dan Masnah dinyatakan unggul berdasarkan form C1 KPUD Kabupaten Muaro Jambi.
Menjelang berakhirnya masa jabatan Bupati Muaro Jambi Hj Masnah Busro SE MTR IP pada 22 Mei akan datang, banyak hal yang telah dilakukan oleh Bupati Masnah selama 5 tahun kepemimpinannya.
Beberapa hal yang dilakukan oleh Bupati Masnah selama 5 tahun ini adalah dengan melakukan pembangunan Infrastruktur jalan dengan sistem Rigid Beton. Dengan skema pembangunan jalan Rigid Beton ini Bupati berharap agar usia jalan dapat bertahan lama dan dapat dimanfaatkan lebih lama oleh masyarakat.
7. Hj Daryati Uteng (Senator Perempuan Pertama Pertama Jambi-DPD RI)
Hj. Daryati Uteng., S.E., M.M. lahir di Lembang tanggal 08 September 1955 merupakan Senator DPD RI wakil Provinsi Jambi periode tahun 2014-2019 dengan perolehan suara sebesar 127.376 suara.
Sebelum menjadi Senator DPD RI, Daryati Uteng merupakan Anggota DPRD Provinsi Jambi dan Dosen di STIE Jambi.
Daryati Uteng merupakan pemenang Piala Citra Tokoh Wanita Indonesia tahun 2007-2008.
Daryati Uteng menuturkan, saat menjadi istri wakil gubernur, banyak belajar dari Ibu Lili tentang cara berbicara dalam sebuah forum, termasuk berbusana dan menjaga penampilan di depan umum. Bahkan saat betugas pun kerap satu mobil bersama.
Puluhan tahun sebagai istri prajurit TNI, juga membuat Daryati Uteng tahan banting dan mandiri. Berpindah-pindah tempat bagi Daryati Uteng selain bertambah pengalaman belakangan sangat terasa manfaatnya ketika aktif di organisasi kemasyarakatan, partai politik dan juga ketika menjadi senator.
"Saya jadi banyak mengenal karakter orang dan banyak masyarakat juga yang mengenal saya. Kelak ini juga yang menjadi modal sosial saya ketika terjun di dunia politik," ujar istri Brigadir Jenderal (Pur) H. Uteng Suryadiyatna seperti dikutip dari Tirto.id
Tak hanya itu Hj Daryati Uteng juga seorang perempuan yang mengajak bersedekah dengan program Ayo Bersedekah bagi setiap pelajar di Provinsi Jambi pada Januari 2019 lalu. Gerakan inipun diminta setiap Jumat, setiap sekolah Bersedekah Rp1.000 dan akan diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan.
8. AKBP Fitria Mega (Kapolres Perempuan Pertama di Provinsi Jambi)
Polwan berhijab, AKBP Fitria Mega sempat tunjukan kemampuan bela diri karate belum lama ini. Saat ini, AKBP Fitria Mega menjabat Kapolres Tebo di Polda Jambi dan jadi satu-satunya kapolres perempuan di wilayah Jambi.
Dalam perjalanan karirnya, AKBP Fitria Mega merupakan perwira polri lulusan Setupa Polri 2002. Dia sempat menjabat Kanit PPA Polres Jakarta Selatan.
Kemudian, Kapolsek Sukmajaya, dan Kepala Polsek Cempaka Putih di jajaran Polda Metro Jaya, serta pernah menjabat Kepala Polsek di Serang di bawah Polda Banten
Sebagai Kepolres, fokus utama Fitria adalah mempercepat capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Tebo. Hal itu karena masih ada beberapa kendala salah satunya jaringan komunikasi yang cukup sulit di daerah pelosok.
Meski begitu, dia akan bekerja keras untuk meningkatkan capaian itu. ”Fokus utama saya sebagai kepolres yang baru akan mengejar capaian vaksinasi Covid-19, semoga bisa tercapai,” kata Fitria dikutip portal Polres Tebo, Senin (7/2).
Dalam bekerja pada bagian internal Polres Tebo, dia akan menerapkan pola yang manusiawi namun tetap tegas kepada seluruh personel seperti dia menjabat kepala Polsek dahulu. Sebab, selama di Jabodetabek dia lebih mengedepankan sisi humanis.
Dibalik keanggunannya, perempuan kelahiran Jakarta Tahun 1977 merupakan Alumni PPSS Tahun 2002. Dia mempunyai enam saudara dan panutan sosok suami yang juga abdi negara sebagai Pamen Polri dan dikaruniai dua orang putri.
Kapolres Tebo ini juga punya segudang prestasi berupa Juara 1 Sea Games di Brunei Darussalam tahun 1999,juara 1 Pon XX Sidoarjo Jatim Ditahun 2000, Juara 2 Kejuaraan Pasifik di Singapura tahun 2000, dan juara 3 Kejuaraan Dunia Ladies Open Turnamen Tokyo Jepang tahun 1999.
9. Hj Hesti Haris/Hesnidar (Ketua TP PKK Provinsi Jambi)
Hesnidar atau akrab disapa Hesti, adalah istri Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris. Ia wanita yang sederhana dan merakyat, persis suaminya. Hesti dikenal pandai menempatkan diri dan tahu batasan-batasan mana urusan rumah tangga dan mana urusan pemerintahan.
Dari berbagai sumber, diketahui bahwa Hesti termasuk sosok yang tak mau mencampuri urusan pemerintahan, meski, suaminya Gubernur Jambi.
Sebagai Ketua PKK, Hesti fokus pada tupoksinya yakni membina keluarga dan perempuan. Dan sebagai ibu sekaligus ibu rumah tangga, Hesti fokus menjaga keluarganya dengan sepenuh hati.
“Keluarga adalah pondasi bangsa, maka dari keluarga yang kuat akan tercipta bangsa yang kuat,” ungkap Hesti, ibu tiga anak ini, beberapa waktu lalu.
Hesti mengaku sejak suaminya diberi amanah menjadi Gubernur, menetapkan hati agar tidak terlibat langsung dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan suaminya.
"Percayakan urusan kepada ahlinya. Istri itu benteng terakhir keluarga, ia harus bisa jadi hujan dan penyeguk di musim kemarau dan menjadi matahari penerang di musim hujan,” tutur sarjana ekonomi STIE Muhammadiyah Jambi ini dikutip dari Metrojambi.
10. Hj Saniatul Lativa, SE, MM (Legislator Perempuan Asal Jambi)
Hj. Saniatul Lativa, S.E., M.M. perempuan lahir 13 Juni 1977 di Surabaya ini adalah politikus Indonesia yang menjabat sebagai anggota DPR-RI selama dua periode yakni 2014–2019 dan 2019–2024. Ia mewakili daerah pemilihan Jambi. Saniatul merupakan kader Partai Golongan Karya, ia duduk di Komisi IX.
Hj. Saniatul Lativa Sukandar terpilih menjadi Anggota DPR-RI di periode 2014-2019 dari Partai Golongan Karya (Golkar) untuk Dapil Jambi setelah memperoleh 87.911 suara. Saniatul merupakan istri dari Bupati Tebo, Sukandar.
Saniatul Lativa Sukandar, mengaku serius memasuki dunia politik. Seperti sebelumnya ia sampaikan, DPR RI adalah target politik yang hendak ia capai pada 2014 mendatang.
Awalnya banyak yang menyangsikan. Tapi Saniatul Lativa dapat menepisnya dengan bukti. Dua periode, yakni 2009-2014 dan 2014-2019, politisi perempuan dari Fraksi Partai Golkar, mewakili rakyat Jambi di Senayan.
Perjuangan Hj. Saniatul Lativa, SE, MM untuk membangun Provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Tebo tidak perlu diragukan lagi. Sejak menjabat sebagai Anggota DPR-RI pada tahun 2014, berbagai program terus disalurkan untuk Kabupaten Tebo, baik saat di Komisi VII, Komisi IV, Komisi V maupun di Komisi IX saat ini. Bahkan ratusan miliar dana APBN telah mengalir ke Kabupaten Tebo semua itu berkat perjuangan dan kerja keras Anggota DPR-RI Dapil Jambi ini.
Saat berada di Komisi VII, Hj. Saniatul Lativa berhasil memperjuangkan kebutuhan listrik dengan pembangunan Gardu Induk PLN 30 Mega watt senilai Rp 75 miliar untuk Kabupaten Tebo pada tahun 2016. Begitu juga dengan jaringan listrik bagi wilayah Kabupaten Tebo senilai Rp 100 miliar, sehingga 107 desa yang ada di Kabupaaten Tebo saat ini bisa menikmati listrik seperti dikutip dari jambiprima.com.
Bukti kecintaan Hj. Saniatul Lativa untuk Kabupaten Tebo yang paling jelas terlihat yaitu perjuangannya untuk pembangunan jalan dua jalur Kota Muaratebo yang telah dimulai sejak tahun 2018 lalu hingga saat ini, bahkan pada tahun 2022 dari APBN akan kembali dilanjutkan Pembangunannya sepanjang 3 KM. (red)