
Dalam kesempatan itu, Bambang menyampaikan hal itu dengan praktik pengabdian masyarakat (PPM) santri Diniyyah Al-Azhar baik MA dan SMA IT baik di luar negeri seperti di Kedah dan Selangor Malaysia harus dapat menyesuaikan karakter setempat.

"Sebab anak-anak harus faham dengan budaya setempat. Maka saya perlu melakukan penyesuaian terhadap budaya setempat di mana nanti anak-anak di tempatkan. Mengapa, karena dengan menyesuaikan budaya ini, kita akan semakin mudah dalam melaksanakan pengabdian kepada. pondok dapat diaplikasikan di tempat PPM," harapnya.
Begitu pula dengan santri yang akan mempraktikkan pengabdian masyarakat di dalam negeri, ada di beberapa tempat baik di Lubuklinggau, Pakan Sinayan Bukittinggi, dan Pekanbaru kendati satu wilayah Indonesia, namun berbeda dengan budayanya. Maka dalam melaksanakan pengabdian juga harus tersembunyi karakter budaya setempat.
"Dalam melaksanakan praktek pengabdian masyarakat, juga membantu dalam pengentasan Buya aksara Al Qur'an. Dan kita perlu meningkatkan kembali minat baca Al Qur'an kepada warga setempat.

Hadir dalam acara, Ketua Yayasan Diniyyah Al-Azhar Umi Hj Rosmaini MS, M.Pd.I, Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi Ustadz H Moch Hafizh El-Yusufi, MM, Wakil Pimpinan Diniyyah Al-Azhar Ustadz H Zulfadhli El- Yusufi, Lc, M.Pd, Perwakilan Kemenag Bungo, perwakilan Kodim 0416/Bute Kapten Syaiful, Camat Rimbo Tengah Marwilisman, S.STp, M.AP, para ustadz dan ustadzah yang hadir serta ratusan santri Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi. (redaksi)