Perayaan Milad ke-47 Diniyyah Al-Azhar di Bungo, Jambi, berlangsung meriah dan penuh makna. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ibu Dr. Hc. Dra. Sinta Nuriyah Wahid, M.Si, Ibu Negara ke-4 Republik Indonesia, yang kehadirannya menjadi sorotan utama. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jambi Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I, Ketua Yayasan Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Umi Dra. Hj. Rosmaini MS, M.Pd.I, Mayjen TNI Purn Dr. Arief Rahman Hakim, dan Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Ust. H. Moch Hafizh El-Yusufi, MM.
Antusiasme dan Kehadiran Tokoh Penting
Kehadiran Ibu Sinta Nuriyah Wahid memang sangat dinantikan oleh para tamu undangan, guru, dan santri. Ketika beliau tiba, suasana menjadi sangat meriah dengan sambutan hangat dan berbagai pertunjukan tradisional seperti Talempong dan tari masal rentak melayu Jambi. Kehadiran tokoh-tokoh penting lainnya juga menambah semarak acara, menandakan betapa pentingnya momen ini bagi Diniyyah Al-Azhar.
Sejarah dan Perjuangan Diniyyah Al-Azhar
Acara ini juga menjadi momen refleksi tentang sejarah panjang dan perjuangan Diniyyah Al-Azhar sejak didirikan oleh Umi Hj. Rosmaini pada tahun 1977. Dari awal yang sederhana dengan hanya satu murid dan dua guru, hingga berkembang menjadi lembaga pendidikan yang memiliki 612 guru dan tenaga pendidik serta 3.380 santri. Perjuangan Umi Hj. Rosmaini yang dimulai dari Tanjung Gedang, melewati berbagai tantangan, hingga mendirikan sekolah di atas lahan seluas 12 hektar, menunjukkan dedikasi dan tekad yang luar biasa dalam membangun lembaga pendidikan ini.
Perjuangan dan Dedikasi yang Luar Biasa
Umi Dra Hj Rosmaini, MS, M.Pd.I, pendiri Yayasan Pendidikan Diniyyah Al-Azhar, adalah contoh nyata dari keteguhan dan dedikasi. Perjalanan panjangnya untuk mendirikan dan mengembangkan Diniyyah Al-Azhar dari sebuah rumah pinjaman menjadi lembaga pendidikan yang dihormati patut diapresiasi. Kisahnya menginspirasi banyak orang tentang bagaimana visi yang kuat dan kerja keras dapat mengatasi berbagai rintangan.
Evolusi dan Masa Depan Diniyyah Al-Azhar
Dalam pidatonya, Ust. H. Moch Hafizh El-Yusufi mengumumkan bahwa pada Januari 2025, Diniyyah Al-Azhar akan berevolusi menjadi Diniyyah Al-Azhar Indonesia. Perubahan nama ini menandakan komitmen untuk memperluas cakupan pendidikan ke seluruh pelosok negeri. Selain itu, ada juga target ambisius bahwa pada tahun 2025, semua guru di Diniyyah Al-Azhar harus memiliki pendidikan minimal S2. Hal ini menunjukkan tekad untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di lembaga ini.
*Pertemuan Empat Diniyyah*
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah Pertemuan Empat Diniyyah yang digagas oleh Ust. H. Moch Hafizh El-Yusufi. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari Diniyyah Puteri Padang Panjang, Diniyyah Pekanbaru, dan Diniyyah Lampung. Beberapa poin penting yang dibahas adalah penyatuan rasa persatuan lintas generasi, mempererat kerjasama dalam berbagai bidang, dan peningkatan SDM dengan pengiriman guru untuk menempuh pendidikan Pascasarjana di Institut Agama Islam Diniyyah Pekanbaru.
*Menghormati Tradisi dan Kebudayaan*
Kehadiran Ibu Dr Hc Dra Sinta Nuriyah Wahid, M.Si, mantan Ibu Negara Republik Indonesia, menjadi sorotan utama dalam acara tersebut. Penyambutannya yang diiringi dengan Talempong dan tarian masal rentak melayu Jambi menekankan betapa pentingnya menjaga dan mempromosikan budaya lokal dalam setiap kegiatan besar. Tradisi ini bukan hanya hiburan, tetapi juga alat penting dalam melestarikan identitas budaya di tengah arus modernisasi.
Kesimpulan
Milad ke-47 Diniyyah Al-Azhar bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momen penting untuk refleksi dan perencanaan masa depan. Dari sambutan hangat hingga pengumuman evolusi besar, acara ini menegaskan komitmen Diniyyah Al-Azhar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semoga semangat dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh pendiri dan seluruh civitas akademika Diniyyah Al-Azhar dapat terus menginspirasi generasi berikutnya. (Redaksi)