Diniyyah Al-Azhar Gelar Upacara Hari Gerakan Pramuka ke-62, Ini Pesan Penting Pimpinan...

- Senin, 14 Agustus 2023, 05:47 PM
Pimpinan Ponpes Diniyyah Al-Azhar Ust H Zulfadhli El-Yusufi Lc menyampaikan amanat dalam HUT Pramuka

DSantri.ID, Bungo - Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi menggelar upacara resmi peringati Hari Gerakan Pramuka ke-62. Kegiatan dipusatkan di lapangan utama Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar, Senin, (14/8) dan dipimpin oleh Pimpinan Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Ust H.M. Zulfadhli El-Yusufi, Lc, M.Pd. 

Kegiatan dihadiri seluruh Kepala Unit Pendidikan, MA Ust Sunandar, MTs Ustadzah Eri Rahayu, SMP IT Ustadzah Kema, SD IT Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi Ust Ramadhan. 

 

Dalam kegiatan itu pula dikibarkan bendera pandu sedunia Word Scout, dilanjutkan dengan pembacaan Pancasila, serta Tri Satya dan Dharma Pramuka oleh santriwati.

Dalam amanatnya, Ust H. M. Zulfadhli El-Yusufi, menyampaikan beberapa hal penting terkait sejarah singkat lahirnya Gerakan Pramuka serta sejarah singkat ditetapkannya hari Pramuka Nasional di Indonesia yang bertepatan pada tanggal 14 agustus.

Ustadz juga menyampaikan soal tema lainnya yakni mempersiapkan diri semaksimal mungkin guna menghadapi berbagai macam rintangan dimasa yang akan datang.

 

Beliau menyitir ayat 60 surah Al-Anfal bahwasanya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

 

‎وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ

 

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi.

 

Ayat ini menggugah sikap aktif pada diri kita dalam juang di jalan Allah. Kita tidak boleh bersikap pasif, yaitu hanya menunggu saja baru setelah itu bersiap-siap. Sebaliknya, justru kita harus selalu waspada, dan mempersiapkan diri yang Tangguh, dan selalu siap siaga setiap saat. 

 

"Hingga dengan kesiapsiagaan inilah akan membuat segala rintangan yang ada siap untuk dihadapi," katanya.

Tambahnya, “Mastatha’tum”, sebatas kemampuan kalian, bukan bermakna semampunya, ala kadarnya. Namun seperti dijelaskan Ibnu Katsir, dalam memahami ini bahwa kalimat ini berarti maksimal, dan tidak sama dengan “jangan bekerja terlalu keras.” Padahal, kita di sini pada ayat 60 Surat Al-Anfal ini diminta untuk berjuang sampai batas maksimal kita, bukan batas minimal.

 

Maka, jika kita seorang Muslim yang berjuang dengan ilmunya di dunia kependidikan, maka ia tidak akan asal mengajar, asal datang, apalagi sampai tidak datang. Namun ia akan membekali dirinya semaksimal mungkin, dengan berbagai media pembelajaran, riset atau penitilian, referensi yang memadai, selalu dinamis dari waktu ke waktu.

 

"Pun termasuk kita sebagai pelajar, hendaklah bersungguh sungguh semaksimal mungkin dalam mencari ilmu, tekun dan memiliki tujuan atau cita cita yang tinggi. Perjuangan dengan kekuatan maksimal wajib adanya," pungkasnya.

 

(redaksi)


Tags

Artikel Terkait

X