DSantri.ID, Bungo - Wisuda Tahfidz Al-Qur'an Perguruan Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi dan Tebo berlangsung meriah. Sebanyak 202 santri dari SMP IT Diaz Bungo, SMA IT Diniyyah Al-Azhar Jambi, MTs, MA Diniyyah Al-Azhar Bungo dan STKIP AD - STIT AD di wisuda. Kegiatan berlangsung di lapangan utama Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Bungo, Ahad pagi 7 Januari 2024.
Hadir dalam acara, Asisten II Setda Kabupaten Bungo Ir H Saiful Azhar ME, Danramil Kapten Inf Zuliadi BR, Ketua Yayasan Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Umi Dra Hj Rosmaini MS, M.Pd.I, Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Ust H Moch Hafizh El-Yusufi, S.Pd.I, MM, Pimpinan Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Bungo Ust KH Zulfadhli El-Yusufi, Lc, M.Pd.I.
Hadir pula Kepala MA Ust Sunandar, S.Si, Kepala SMA IT Diniyyah Al-Azhar Ust H Abdurrachman, Lc, Kepala MTs Ustadzah Eri Rahayu, S.Hum, Kepala TK Islam Tebo Ibu Ramna, serta para Ustadz dan Ustadzah pembimbing Tahfizh dan orang tua wali santri yang hadir.
Ketua Panitia Tahfizh Al-qur'an Ustadzah Aprilia, S.Pd menyampaikan kegiatan ini diikuti sebanyak 202 santri dengan rincian putra 67 orang dan 135 putri. Kegiatan ini tergabung dari 6 unit sekolah yang ada di Perguruan Diniyyah Al-Azhar mulai dari SMP IT MTS, MA, SMA IT, STKIP-AD dan STIT AD.
Tema dari wisuda kali ini زيادة الإيمان بحفظ القرأن - Meningkatkan Keimanan dengan Menghafal Al Qur'an. Tujuan kegiatan ini adalah menjalin silaturahmi antara sekolah dan wali santri, kemudian memperluas syiar Islam dan meningkatkan kemampuan santri dalam menghafal Al-Qur'an. Kegiatan dimulai sejak 20 Desember 2023 dan berakhir 4 Januari dengan berakhirnya ujian Tahfizh,” ungkapnya.
Dijelaskan April, motivasi menghafal Al-Qur'an yang tinggi dari santri karantina, rata-rata 30 juz, ada pula 27 juz, 25 juz, dan adapula terbaik selama karantina bisa menyelesaikan 18 juz kurang dari dua pekan.
Sementara itu, Wali Santri Diniyyah Al-Azhar yang juga Kasubdit Intel Polda Jambi, AKBP Zaharuddin menyampaikan rasa bahagia bahwa anaknya telah selesai mengikuti karantina tahfidz sekitar dua Minggu di Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Bungo.
“Pada kesempatan yang baik ini yang sungguh bahagia kita masih diberi kekuatan kesehatan dan tentunya kegembiraan pada yang kita tunggu-tunggu selama ini, anak-anak kita sukses menyelesaikan karantina tahfidz,” ungkapnya.
Dirinya menyampaikan rasa terima kasih dan terima kasih serta rasa hormat kepada seluruh panitia karantina tahfidz yang telah sukses melaksanakan kegiatan akbar wisuda tahfidz ke-7 ini dengan baik dan lancar.
"Kami juga sebagai orang tua kenapa kami memasukkan anak di Diniyyah Al-Azhar, karena kami punya pengetahuan dan mencari informasi sekolah mana yang terbaik buat anak kami. Makanya memilih Diniyyah Al-Azhar Jambi- Muara Bungo inilah. Sebab kami memiliki kesibukan dan tidak bisa mengajarkan anak kami mengaji, sehingga kami titip anak kami di Diniyyah Al-Azhar dengan harapan mereka memiliki banyak hafalan Al-Qur'an dan memiliki ciri-ciri yang baik,” ungkapnya lagi.
Selaku orang tua, dirinya juga memang harus cerdas dan tepat memilih sekolah untuk memastikan pendidikan anaknya. Terlebih lagi Diniyyah Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan bertaraf Nasional dan Internasional yang menerapkan pendidikan Islam secara komprehensif. Mulai dari hafalan Al-Qur'an, bahasa Arab dan Inggris, serta memiliki kesempatan kepada putranya untuk bisa berkuliah di luar negeri.
Kita tahu Diniyyah Al-Azhar kini merupakan cabang resmi dari Universitas Al Azhar Mesir, sehingga anak-anak tidak perlu lagi tes ujian dan bisa langsung kuliah karena memiliki ijazah yang diakui Al Azhar Mesir serta sudah menerapkan kurikulum Al Azhar, artinya pendidikan anak kami sudah tidak perlu diragukan lagi,” katanya.
Sedangkan Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Ustadz H Moch Hafizh El-Yusufi, S.Pd.I, MM menyampaikan rasa bangga dan syukur atas terlaksananya program Tahfidzul Qur'an yang digelarnya wisuda ke-7 kali ini.
Dirinya juga mendengar apa yang disampaikan oleh wali murid sebelumnya, bahwa begitu detailnya mengikuti perkembangan sekolah Diniyyah Al-Azhar dengan ragam program unggulan. Artinya wali murid sudah bisa memahami apa yang dilakukannya selama ini. Usaha apa saja yang dikembangkan demi memaksimalkan lembaga Pendidikan Diniyyah Al-Azhar ini.
“Alhamdulillah sejak mulai memimpin pada tahun 2009, ketika saya masuk tentu melihat banyak hal-hal yang potensial harus kita tingkatkan yang harus kita maksimalkan. Namun dalam perjalanannya 5 tahun pertama yang saya dapatkan hanyalah bentuk ketidak sepemahaman, sehingga menimbulkan protes sana-sini. Seperti ketika saya membuat sistem transisi PAUD ke SD dan itu sudah dilakukan 8 tahun yang lalu. Nyatanya di kurikulum merdeka Baru diterapkan pada tahun 2023. Bagaimana anak-anak di kelas 1 dan 2 SD masih tetap diterapkan sistem belajar bermain sambil belajar. Makanya kalau kita melihat di kelas satu SD itu masih kayak TK. Ya, masih suka bermain sambil belajar. Meski ada protes, dan saya katakan di forum resmi karena anak usia 2 hingga 8 tahun merupakan usia Golden Age,” katanya.
Diketahui golden age merupakan periode penting dalam masa perkembangan anak. Masa golden age adalah masa emas pada anak-anak di awal kehidupannya. Fase ini penting untuk diperhatikan oleh orang tua karena pada fase ini pertumbuhan anak berkembang begitu pesat.
Ustadz menyampaikan Diniyyah Al-Azhar dengan 5 prioritas programnya yakni pelatihan karakter islami, kedua Tahfizh Al-Qur'an, ketiga program pelatihan bahasa Arab dan Inggris, kemudian literasi sekolah dan pelatihan prestasi, serta kepemimpinan sehingga Diniyyah Al-Azhar mampu melahirkan generasi-generasi pemimpin di masa yang akan datang.
Jadi ditambahkan dalam visi kita itu selain menjadi institusi kelas dunia yang menyeimbangkan pola pengajaran terpadu Al-Qur'an hadis dan keilmuan modern. Juga tersimpan misi tersembunyi yang tak terlihat oleh banyak orang yaitu menjadi kontributor terdepan dalam mencetak kader pemimpin. Artinya 10 tahun yang akan datang, kita berharap tidak ada lagi pemimpin-pemimpin karena uang, tidak ada lagi anggota legislatif yang karena amplop, yang kita anggap adalah pemimpin yang kuat karakter Islaminya sehingga bisa amanah,” ujarnya.
Katanya, kami siapkan dari sekarang generasi yang takut akan azab Allah SWT. Yakni generasi yang benar-benar mentaati perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Dari 5 program ini, harapannya untuk menjadi pemimpin masa depan, maka kami menjamin kualitas lulusan dengan mutu pendidikan yang pertama yaitu proyek sosial terintegrasi, pembelajaran berbasis praktik, dan pembelajaran berbasis proyek.
Proses pembelajaran yang dihasilkan selama 3-6 tahun di sekolah bukan hanya sekedar memiliki nilai sempurna, namun bagaimana mereka bisa mengamalkan nilai-nilai Khairunnas Anfauhum linnas. Yaitu yang bisa bermanfaat bagi orang lain, dan bisa menentukan masa depan. Juga apa yang didapat mereka selama 6 tahun dipraktikkan langsung dengan model praktik pengabdian masyarakat (PPM).
Projects Based Learning ini juga diharapkan mampu menjadikan anak-anak kita, mampu beradaptasi dengan masyarakat. Sebab mereka berasal dari masyarakat masuk ke pondok dan akan kembali ke masyarakat.
"Maka jangan sekali-kali meninggalkan masyarakat. Jangan sekali-kali membedakan diri dengan masyarakat. Anda semua adalah masyarakat yang tempat anda kembali dalam masyarakat. Sedangkan pondok 6 tahun- 3 tahun maka setelah itu akan kembali kembali ke masyarakat," harapnya.
Dijelaskan Ustadz, untuk melaksanakan tiga jaminan kualitas pendidikan tadi, maka tidak sedikit program dan kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2023 di Diniyyah Al-Azhar. Seperti di Diniyyah Al-Azhar Jambi yang sukses melaksanakan 132 program dan kegiatan selama setahun. Diniyyah Al-Azhar Muara Bungo sukses melaksanakan 121 program selama satu tahun dan Diniyyah Al-Azhar Tebo sukses melaksanakan 53 program dan kegiatan selama satu tahun.
Kegiatan dan program yang dimaksud bukan kegiatan harian, namun program pelatihan. Artinya untuk pelatihan sangat diutamakan daripada sekedar pembelajaran. Sebab ilmu bisa didapat dari manapun, tetapi membina mental, membina karakter dan membina akhlak mereka itu tidak membalikan telapak tangan.
Saat Perayaan Ustadz Hafizh memanggil beberapa anak-anak yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Seperti Andina Leolita Pratiwi memilih Fakultas Psikologi Universitas Al Azhar Mesir, Nabila Fakultas Bahasa Arab Universitas Al Azhar Mesir, Aulia Ramadani memilih Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Mesir, Niza Ferdia Putri yang merupakan asal Tebo pun untuk berkuliah di Universitas Al Azhar Mesir. Serta beberapa santri lainnya yang juga ada memilih kuliah di Turki dan di Kedokteran Australia.
Selanjutnya Asisten II Setda Kabupaten Bungo Ir H Saiful Azhar ME menyampaikan rasa bangga dan bahagia bahwa terlaksana wisuda tahfidz ke -7 kali ini di Diniyyah Al-Azhar.
Katanya sejalan dengan program Pemerintah Bungo mewujudkan satu kecamatan satu rumah Tahfidz Al-Qur'an, salah satunya dilaksanakan oleh Diniyyah Al-Azhar Bungo, Jambi ini.
Saiful Azhar juga sempat terkesima dengan wali santri yang menyampaikan bahwa beliau polisi dan istrinya pun polisi namun memiliki anak yang penghafal Al-Quran 30 juz.
"Terus terang dulu sewaktu anak saya sekolah di sini, belum ada kegiatan Tahfizh Al-Qur'an nya. Maka berbahagialah bagi wali murid yang anaknya dapat menjadi penghafal Al-Quran. Dan bisa memikat orang tua dengan memiliki hafalan yang banyak. Terlebih lagi Diniyyah Al-Azhar sukses menjalankan kegiatan karantina tahfidz kurang dari dua minggu bisa menyelesaikan hafalan 30 juz,” ungkapnya.
Maka katanya, bersyukurlah bahwa orang tua yang menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar karena sudah menerapkan sistem pendidikan terintegrasi dengan baik.
Dilanjutkan dengan acara penyerahan ijazah kelulusan Tahfizh Al-Qur'an kepada 202 santri yang dilakukan oleh Ketua Yayasan Umi Hj Rosmaini MS, dan Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Ust H Moch Hafizh El-Yusufi, MM.
Serta pemberian piagam penghargaan bagi santri penghafal Al-Qur'an terbaik baik 20 juz hingga 30 juz. Dan berakhirnya santri menyanyikan lagu terbaik mereka. (redaksi)