Innalilahi Wainnailaihi Rojiuun, Perguruan Diniyyah Al-Azhar Berdukacita Wafatnya Ibunda Hj Halimah Syukur

- Rabu, 03 Januari 2024, 07:53 PM
Ibunda Hj Halimah Syukur wafat.

DSantri.ID, Jambi - Innalilahi Wainnailaihi Rojiuun, segenap Pimpinan dan keluarga besar Perguruan Diniyyah Al-Azhar Bungo, Jambi turut berdukacita atas wafatnya Ibunda Dra Hj. Halimah Syukur Binti H. Abdul Syukur Thoyib yang merupakan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Lampung. Ibunda Hj Halimah Syukur wafat pada pukul 15.10 WIB dikediaman beliau.

 

Keluarga Besar Perguruan Diniyyah Al-Azhar Bungo berdukacita mendalam atas wafatnya salah seorang sahabat dari Pembina Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Bungo Umi Dra Hj Rosmaini MS, M.Pd.I.

 

Direktur Pendidikan Diniyyah Al-Azhar Ust H Moch Hafizh El-Yusufi, S.Pd.I, MM mengatakan bahwa seluruh keluarga Besar Perguruan Diniyyah Al-Azhar Bungo, Jambi dan Tebo turut kehilangan atas wafatnya Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Lampung.

 

"Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," kata ustadz.

 

Dikatakan Ustadz, bahwa Pembina Perguruan Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi Umi Hj Rosmaini MS, bersama pimpinan dan para kepala unit pendidikan pada 26 Desember 2023 lalu, berkunjung ke rumah Ibunda Hj Halimah Syukur dan menjenguk beliau yang dalam kondisi sakit. Pertemuan antara dua sahabat lama ini mengharukan, karena Umi Hj Rosmaini dan Ibunda Hj Halimah Syukur merupakan sahabat satu sekolah di Diniyyah Puteri Padang Panjang. 

 

Diketahui Ibunda Hj Halimah Syukur merupakan putri pertama dari H Abdul Syukur Thoyib tokoh agama di Lampung yang memiliki gagasan untuk mendirikan Perguruan Diniyyah Putri di Lampung. 

 

Sebagai realisasi awal gagasan tersebut, dikirimlah tugas orang calon pelajar putri ke Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang, yaitu Ibu Halimah binti Abdul Syukur Thoyyib, Ibu Rokayah binti Harun Jaurin.

 

Pada tahun 1964, Halimah Syukur dan Rokayah Harun berangkat ke Sumatera Barat diantar oleh Abdul Syukur Thoyyib melalui pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, sebelumnya sempat menunggu selama 15 hari di pelabuhan tersebut (keberangkatan kapal lima belas hari sekali), dengan menggunakan kapal laut dari Tanjung Priok Jakarta menuju pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat, keduanya memulai sebuah perjuangan panjang, perjalanan yang cukup melelahkan selama dua hari dua malam dipermainkan oleh ombak, tetapi itu semua tidak menurunkan semangat keduanya untuk menuntut ilmu di rantauan orang. 

 

Tahun 1969, Abdul Sykur Thoyyib mewakafkan tanah miliknya seluasnya 2 hektar yang terletak di Desa Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Lampung Selatan (kini menjadi Kabupaten Pesawaran).

 

Pada tahun 1971 setamat dari KMI, Halimah Syukur kembali ke Lampung, dan mengajar di MTs Islamiyah, kurang lebih selama enam bulan beliau mengajar di MTs tersebut, dikarenakan Halimah mendapatkan tuntutan tugas dan amanah yang dibebankan kepadanya untuk memimpin perguruan Diniyyah Putri yang sedang dipersiapkan oleh pengurus GMI, dan dikarenakan kondisi tersebut memaksa dirinya untuk kembali dan meneruskan pembelajaran di Diniyyah Putri Padang Panjang.

 

Pada Agustus 1972, Halimah Syukur kembali ke Padang Panjang untuk meneruskan pendidikannya di FDI (Fakultas Dirasat Islamiyah) Diniyyah Putri Padang Panjang. Pada masa inilah Halimah Syukur mendapatkan pembinaan dan pembimbingan yang sangat kuat dari Ibu Dra.Hj. Isnaniyah Saleh selaku pimpinan Diniyyah Putri Padang Panjang dan Bapak Yuna Saleh. 

 

Putri pertama Bapak Abdul Syukur ini benar-benar sangat dipersiapkan, dibimbing, dan dilatih agar suatu saat nanti mampu memimpin perguruan Diniyyah Putri Lampung. (redaksi)


Tags

Artikel Terkait

X