DSantri.ID, Bungo - Ustadz H Zulfadhli El-Yusufi, Lc, M.Pd mengatakan santri dididik menjadi seorang khalifah yang siap memimpin dan dipimpin. Memimpin adalah menderita, dengan amanah dan tanggung jawab yang besar. Tetapi semua itu tak akan sulit bagi orang-orang yang beriman, yang khusyuk dalam beribadah dan beramal.
Maksud dari khusyu tersebut adalah seseorang yang mengetahui apa manfaat dari amalan tersebut. Apa manfaat dari apa yang dikerjakan, sehingga ia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas karena Allah subhanahu wa ta'ala
Menjadi pemimpin adalah menjadi pengasuh, menjadi suri tauladan yang baik menjadi peneduh dan penggerak. Bukan sekedar mengatur dan memberi hukuman. Ungkapnya
Namun ustadz juga memberikan beberapa catatan bagi santri, terutama dalam soal laporan pertanggungjawaban pengurus harus lebih baik. Wajib ada evaluasi dengan periode sebelumnya sehingga bisa jelas apakah ada kemunduran atau kemajuan. Hal inilah menjadi indikator keberhasilan dari kepengurusan, baik dalam hal prestasi, kejuaraan dan lainnya.
"Perlu diperhatikan juga tentang kebersihan asrama, dan adanya latihan muhadarah sesuai dengan silabus yang terus diperbaiki. Sebab santri harus belajar bagaimana mengatur lisan, karena jika tergelincirnya lisan lebih berbahaya dari pada tergelincirnya kaki," katanya.
Selanjutnya, ustadz memberikan catatan wajib adanya peningkatan dalam percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Arab dan Inggris, baik dengan memberik mufrodat, hiwar dan muhadatsah setiap pekannya. Serta membiasakan percakapan dua bahasa ini setiap hari di lingkungan pondok pesantren.
Bismillah.. Mari kita bersama-sama untuk bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk memberikan setitik bakti kita kepada pondok pesantren ini. Dan ingat kita harus menata niat kita dalam setiap mengikuti kegiatan pondok pesantren, yakni dengan niat lillahi ta'ala," tutupnya. (redaksi)