Universitas Al Azhar Mesir Tambah Kuota Beasiswa Mahasiswa Indonesia

- Sabtu, 24 Desember 2022, 12:05 PM
Menag H Yaqut Colil Qoumas, bersilaturahim dengan Grand Syekh Al-Azhar di Kairo. (FOTO: Kemenag for

DSANTRI.ID, JAKARTA – Beasiswa mahasiswa Indonesia di Universitas Al Azhar Mesir bertambah. Dari 200 mahasiswa menjadi 250 mahasiswa.

 

Hal ini disampaikan saat bertemu dengan Grand Sheikh Al Azhar (GSA), profesor Dr. Ahmad Al Tayeb saat bertemu Menteri Agama (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas di Kairo, Kamis (22/12/2022). 

 

“Beasiswa bagi calon mahasiswa Indonesia di Universitas Al Azhar kami tingkatkan dari 200 menjadi 250. Kami sangat menjunjung tinggi anak-anak Indonesia yang berakhlak mulia, santun, baik hati dan pekerja keras serta memiliki minat dan motivasi yang besar dalam pendidikan,” ujar Sheikh Ahmed Al Tayeb.

Dalam pertemuan di Masyikhatul Azhar, pihak Universitas Al Azhar Mesir juga berjanji asrama yang digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 dapat kembali difungsikan sebagai akomodasi mahasiswa.

 

“Insya Allah bangsal isolasi Covid-19 ini akan kembali berfungsi sebagai tempat tinggal mahasiswa, khususnya bagi mereka yang mendapat beasiswa Universitas Al Azhar dari Kementerian Agama,” ujarnya.

 

“Namun, saya sudah meminta KBRI mendampingi mereka untuk meningkatkan kegiatan ilmiah, sosial, keagamaan, dan budaya,” lanjutnya.

 

Syekh Agung menambahkan, pihaknya sangat antusias memperhatikan mahasiswa Indonesia.

 

Syekh Agung juga berharap KBRI Mesir dapat bekerja sama dengan Universitas Al Azhar untuk meningkatkan kesadaran di kalangan mahasiswa.

 

Menag Yaqut berterima kasih atas sambutan hangat dan respon baik dari Grand Sheikh Universitas Al Azhar. Menag juga membawa salam dan undangan khusus dari Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin untuk menghadiri Konferensi Fikih Peradaban di Jakarta pada 6 Februari 2023.

 

“Terima kasih telah mengundang saya untuk menghadiri Konferensi Ilmu Hukum Peradaban. Suatu kehormatan bagi saya dan Insya Allah saya akan ikut jika nanti tidak ada halangan," kata Syekh Thayeb.

 

Grand Sheikh Universitas Al Azhar menyambut baik inisiatif Indonesia mengadakan Konferensi Fikih Peradaban. Profesor Ahmed Al Tayeb menganggap kegiatan ini sangat penting. “Saya kira apa yang diproduksi juga sangat penting, terutama dalam hal mengoreksi miskonsepsi tentang Islam dan Islamophobia di Asia dan Asia Tenggara,” katanya.

 

Selain Syekh Agung Al-Azhar, Menag juga bertemu dengan Mufti Besar Mesir, Syekh Profesor Dr. Syauqi Allam. Dalam kesempatan itum Menag menyampaikan undangan khusus untuk menghadiri Kongres Ilmu Hukum Peradaban tahun depan.

 

Menag menjelaskan, Konferensi Fikih Peradaban dipandang sebagai langkah yang sangat kontekstual. Menurutnya, Islam adalah agama yang komprehensif yang mampu menjawab berbagai persoalan hidup manusia.

 

“Islam sangat terbuka dan harus didorong. Kita berharap agama lain juga melakukan hal yang sama, sehingga muncul kehidupan manusia yang rukun dan rukun,” jelasnya.

 

Mufti Besar Mesir berterima kasih dan mengapresiasi rencana penyelenggaraan Konferensi Fikih Peradaban. Ia berharap bisa hadir di acara tersebut.

 

“Kami sangat berterima kasih atas undangan ini. Acara ini merupakan langkah penting dalam upaya menyebarkan Islam Wasathiyah dan menyampaikan hakekat Islam kepada dunia. Diharapkan melalui kegiatan ini, Islamofobia dan kesalahpahaman tentang Islam dapat dihilangkan dan dicegah," katanya kepada Menag RI yang berkunjung ke Universitas Al Azhar. (*)

Sumber: Times Indonesia 


Tags

Artikel Terkait

X