DSantri.ID, Jambi - Sempat viral, pengakuan Rahma Syifa Gadis Jambi 2022 yang uangnya dipakai untuk cetak spanduk wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi.
Nama wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara diserang usai kasus tersebut viral.
Hal ini lantaran nama Caleg Pinto terlihat jelas dalam kwitansi yang diunggah oleh Rahma Syifa.
Hanya saja Rahma Syifa mencoret sedikit nama dalam kwitansi tersebut.
Tak terima dituding punya hutang pribadi, Pinto Jayanegara akhirnya mengklarifikasi hal tersebut.
Pinto Jayanegara membantah memiliki hutang pribadi dengan Rahma Syifa.
“Saya nggak pernah punya hutang pribadi sama dia (Syifa), kalau saya pinjam langsung nggak bener,” kata Pinto Jayanegara melalui telepon, Minggu (12/5/2024).
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi ini justru merasa ada yang janggal dengan masalah hutang spanduk tersebut.
Dalam foto yang beredar di media sosial, kwitansi tersebut tertera di Januari 2024.
Pinto Jayanegara menyayangkan karena hutang tersebut baru ditagih di bulan Mei 2024.
Sementara Pinto mengaku tak tahu menahu dengan urusan hutang spanduk.
Menurut Pinto Jayanegara yang biasanya mengurus masalah spanduk kampanye adalah Manager timnya.
“Terkait urusan hutang itu saya baru tahu kemarin, dia mengaku pakai uang pribadinya untuk membayar,” sebut Pinto.
Sedangkan menurut Pinto spanduk yang dicetak itu sampai ratusan juta dan diurus oleh Managernya.
“Selama dua periode nggak ada masalah. Kalau memang uang Syifa terpakai kenapa nggak lapor? Selama kerja 4 bulan kenapa nggak ngomong?,” katanya.
Ia menyayangkan sikap Rahma Syifa yang tidak menyelesaikan masalah tersebut baik-baik.
Sementara saat ini kasus tersebut sudah viral di media sosial.
Pinto Jayanegara juga mengaku sudah berusaha 3 kali memanggil Rahma Syifa untuk menyelesaikan hal tersebut.
Namun dari ketiga panggilan itu masalah hutang tersebut nyatanya masih terus berlanjut.
“Tanggal 1 Mei itu Syifa sudah kita panggil tapi katanya dia nggak bisa karena lagi nonton di bioskop,” sebut Pinto Jayanegara.
Sementara pada 8 Mei Pinto membenarkan sudah bertemu dengan Syifa.
Namun saat itu menurut Pinto, kondisi Syifa dalam keadaan emosi hingga marah-marah secara histeris.
“Ada buk Sekwan yang jadi saksinya,” sebut Syifa.
Menurut pengakuan Pinto dirinya sudah meminta stafnya untuk membayar hutang tersebut ke Syifa.
“Saya sudah suruh staf untuk membayar hutang spanduk itu ke Syifa, tapi Syifa malah makin teriak-teriak panjang dan histeris,” jelas Pinto.
Lantaran saat itu Syifa terus berteriak secara histeris, akhirnya Security meminta agar Gadis Jambi 2022 itu untuk pulang.
Kini masalah hutang Rahma Syifa dan Pinto Jayanegara masih berlanjut.
Pinto Jayanegara berharap masalah ini diselesaikan baik-baik.
“Saya khawatir Syifa ini sudah ditunggangi masalah politik, mudah-mudahan nanti ada pihak yang bisa memediasi dan masalah ini bisa diselesaikan secara baik-baik,” katanya.
Untuk diketahui bahwa Rahma Syifa bekerja menjadi staf Pinto Jayanegara di DPRD Provinsi Jambi selama 4 bulan dari Januari hingga April 2024.
Perempuan yang biasa dipanggil Ifa itu mengaku sudah berusaha menagih baik-baik hingga ke rumah dinas, tapi belum diserahkan juga.
Pada wawancara dengan Tribun, Sabtu (11/5/2024) malam, Syifa membenarkan postingan itu dibuatnya sendiri, dan atas dasar keinginan pribadi. Tidak ada unsur politik sama sekali.
"Itu memang benar postingan saya, setelah bingung mau seperti apa lagi cara ditempuh supaya dapat hak-hak saya," ungkapnya.
Dia mengisahkan, mulai bekerja sebagai staf untuk Wakil DPRD Provinsi Jambi itu pada Januari 2024 lalu.
Pada saat itu masih masa kampanye. Ia ikut juga dibawa oleh Wakil Ketua DPRD Jambi itu ke Kabupaten Merangin.
"Sekitar bulan kami kerja di sana. Saya juga yang nyetir, cetak baliho, ikut sosialisasi. Semua dikerjakan" terangnya.
Setelah urusan pemilu selesai, mereka Kembali lebih banyak tugas di Kota Jambi, tepatnya di rumah dinas.
Para staf di sana bekerja di garasi yang disulap jadi ruang kerja untuk beberapa orang.
Hingga akhirnya pada 22 April 2024, Rahma Syifa diberhentikan sebagai staf. Dia tidak masalah. Namun ia meminta agar uang yang jadi hak dibayarkan.
Bantah Tidak Menagih
"Saya sudah dari awal uang terpakai melapor ke beliau," ungkap Syifa.
Dia menyebut, kronologi uangnya dipakai cetak spanduk, saat diperintah memesan ke percetakan yang selama ini sudah langganan.
Namun pihak percetakan itu menolak mencetak saat itu, dengan alasan tertentu, yang sengaja tidak dituliskan Tribun di berita ini.
Dia melaporkannya kepada Pinto. Lalu saat itu diminta agar pakai uang Syifa dulu untuk DP, dan nanti akan diganti. Ia menurutinya.
Setelah membayar, ia melaporkannya, dengan harapan akan segera diganti. Namun tidak juga ada tanggapan.
Spanduk itu pun jadi. Syifa mau mengambilnya ke percetakan. Dia meminta kepada atasannya untuk pelunasan.
"Dibilang, pakai duitmu aja dulu, biar nanti sekalian diganti semuanya," kata Syifa mengulangi perintah padanya saat itu.
Kampanye berlalu, pencoblosan juga sudah selesai, bahkan Pinto dinyatakan lolos lagi menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi. Namun uang tersebut, walau sudah ditanyakan berkali-kali, tak juga dibayarkan.
"Jadi salah besar kalau dikatakan mengapa nggak lapor! Silakan orang mau percaya beliau atau saya," kata Syifa.
Dia juga menyebut tidak benar bolos kerja. Mereka selama di Jambi bekerja di rumah dinas Wakil Ketua, bukan di Kantor DPRD Provinsi Jambi.
Catatan Redaksi: Pada berita ini telah ada perubahan dengan memasukkan penjelasan dari Syifa terkait kronologi munculnya utang. (*)
Sumber: Jambi.Tribunnews.com